KEPEMIMPINAN YANG GOYAH
Hak 4:8-9
Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."
Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.
Dari penggalan ayat diatas terkesan Barak tidak PD. Padahal Allah sendiri yang akan menyertai dia. (Hak 4:2,6). Barak ragu akan pertolongan Allah. Apa iya...Allah akan tolong dia. Barak adalah Panglima Israel, yang notabene adalah panutan rakyat, mengapa sampai ragu akan kuasa Allah.
Apakah ini berarti Allah salah pilih??? Apakah rencana akan gagal karena Barak menolak panggilan Allah??? Rencana Allah TIDAK AKAN PERNAH GAGAL...sisera tetap terkalahkan. Hak 5:19-22.
Barak memang menolak panggilan Allah untuk melepaskan Israel dari musuhnya. Tapi Israel tetap terselamatkan. Barak tdiak dapat menggunakan kesempatan untuk menjadi alatnya TUHAN. Ia sia-siakan kesempatan itu dan akhirnya kehormatan yang seharusnya ia peroleh jatuh ke tangan orang lain. Apakah kita mau seperti BARAK?? Kehilangan kehormatan/Berkat??? Kalau tidak mau harus kita pelajari mengapa Barak kehilangan berkatnya.
Kurang Percaya
Ay. 8—Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju.".
Kelihatannya jawaban dari Barak ini tidak ada salahnya. Tapi di sini ada sifat dari Barak yang kurang mempercayai Firman TUHAN. Ia berpikir bagaimana saya bisa kalahkan musuh yang 900 kereta besi belum pasukannya pejalan kaki dengan “hanya” 10.000 orang. Tidak mungkin!! Saya pasti kalah!!! Inilah pikiran Barak sebenarnya. (Hak 4:3,10) Karena itu ia meminta Debora untuk maju dalam pertempuran dengan dirinya.
Inilah iman setengah-tengah yang dimiliki oleh Barak. Tidak sepenuhnya percaya kepada Firman TUHAN. Jadi kalau kita tidak ingin kehilangan berkat dari ALLAH jangan memiliki iman yang setengah-tengah. Karena iman yang setengah-tengah sama saja kita tidak memiliki iman.
Mengapa Barak menjadi penakut???
Karena LINGKUNGAN. Ingat I Kor 15:33—janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Barak tinggal dalam lingkungan Bangsa Israel yang memiliki pola hidup yang salah : DIBERKATI—BERDOSA—TUHAN HUKUM (diserahkan bangsa lain)—BERTOBAT—DIBERKATI—BERDOSA. Hak 4:1, 3:12, 6:1.
Inilah lingkungan tempat Barak hidup. Karena memang tidak didasari dengan iman yang kuat akhirnya ia jatuh.
Seorang ahli berkata : bagaimana mengetahui hidup suatu orang lihat saja orang yang ada disekelilingnya. Jadi lingkungan sangat memegang peranan disini. Kaalu kita senang bergaul dengan pembohong, pemfitnah, pemabuk, perokok, peminum begitu jugalah kita. (bandingkan Mazmur 1:1-6).
Bagaimana kita mencegah hal ini???
Milikilah dasar yang kuat dalam pengikutan kepada YESUS. Mulai sejak sekarang mendisiplin diri. Membiasakan diri untuk membaca Firman Tuhan minimal satu hari sekali, doa (saat teduh dengan Tuhan), belajar mengucapkan hal yang positif dan membangun. Ingat ini : BERUBAHLAH UNTUK MAJU!!!!!
2. Melanggar perintah Allah (ay. 8)
Barak bersembunyi di balik perempuan (Debora). Barak tidak mencerminkan seorang sikap laki-laki yang diperintahkan Allah, yaitu kuat, tahan banting, pemberani (I Sam 4:9, I Raj 2:2; I Kor 16:13)
Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!
Bagaimana ketika Barak tidak mau maju, dan Deborapun tidak mau maju. Bagaimana nasib Bangsa Israel. Barak tidak menunjukkan sikap kepemimpinan yang baik. Ia penakut, tidak berani membela rakyatnya. Kita semua adalah pemimpin, minimal memimpin diri kita sendiri. Ada musuh yang harus kita kalahkan yaitu IBLIS. Kalau kita memiliki sifat seperti Barak ini, kita akan hancur dan menjadi mangsa empuk dari Iblis. Ingat Iblis berjalan seperti singa yang siap menerkam. Oleh karena itu berjaga-jagalah dan waspadalah sehingga kita selalu siap sedia dan akhirnya berkat dari Allah terus mengalir dalam kehidupan kita. Amin.
Daniel Kurniawan
Minggu, 15 Februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar