Kalau ngomongin cinta, siapa sich kawula muda yang gak doyan? Lagu-lagu
kawula muda kebanyakan bernuansa cinte, seperti: Putus Nyambung, Cinta itu buta
dll. Namun, apakah konsep
cinta yang didengungkan di dalam zaman qta itu bener-bener cinta? Apa
standar cinta yang qta pake sebagai orang Kristen?
Karena qta sebagai orang Kristen
yang berarti para pengikut Kristus, maka segala sesuatu baik dalam lingkup iman
dan aplikasi hidup qta harus sesuai dengan apa yang Kristus kehendaki di dalam
Alkitab. Segala konsep tentang cinta yang dunia indoktrinasikan ke dalam
generasi muda harus diuji
secara ketat oleh Alkitab. Sebagai anak muda, jangan biasakan menelan mentah-mentah
konsep dunia tentang cinta, karena cinta versi dunia kebanyakan semu dan
merusak. Pada kesempatan kali ini, qta akan membahas dua konsep dunia tentang
cinta yang akan kita uji secara Alkitab
dan logika!
PERTAMA, cinta itu buta. Konsep ini mengajarkan bahwa
ketika qta mencintai seseorang, sering kali qta lebih melihat hal-hal positif
dari orang yang qta cintai. Hal-hal negatif dari pasangan qta sering tidak qta
amati, sehingga begitu pacaran dan akhirnya menikah, qta terkaget-kaget
dengan kebiasaan buruk pasangan qta. Karena belum pernah menikah, maka
saya hanya mendengar cerita dari mereka yang telah menikah, hehehe… Harus
diakui, dalam beberapa hal, saya sendiri (dulu) seperti itu, namun saya pun
tetap memperhatikan sesuatu yang negatif dari lawan jenis
dan tentunya kelemahan saya sendiri, sehingga masing-masing bisa saling
menguatkan dan menegur demi pertumbuhan menuju kedewasaan ke arah Kristus. Jujur
harus diakui (dalam konteks BELUM menikah) jika qta melihat sesuatu yang buruk
dari orang yang qta cintai itu dalam batas-batas kewajaran, qta bisa menerima
dan otomatis pelan-pelan menegurnya, namun jika keburukan itu sudah benar-benar
fatal dan pasangan qta tetap keras kepala dengan keburukannya, qta harus
berpikir ulang tentang lawan jenis qta. Gejolak cintrong kawula muda memang
berapi-api, namun sebagai orang Kristen, saya mengajak diri saya sendiri dan
qta untuk menenangkan gejolak api yang terlalu membara di dalam diri qta dan
berpikirlah obyektif. Saya tahu ini sangat sulit, namun
kesulitan ini bukan berarti qta mustahil mengerjakannya. Berdoalah dan
minta Tuhan memberikan kepekaan kritis kepada qta.
Cinta yang buta juga berarti cinta yang TIDAK memperhatikan lagi
prinsip-prinsip penting iman Kristen di dalam memilih pasangan hidup.
Prinsip terpenting iman Kristen tersebut adalah pasangan hidup HARUS seiman dan
cinta Tuhan (2Kor. 6:14). Gak usah heran seorang anak majelis di sebuah gereja
dengan pede mengatakan bahwa lagi “bergumul” dengan (dulu) gebetannya yang
berbeda
agama, namun bergumulnya hampir 1 tahun, “bergumul” macam apakah itu?
Kalau prinsip iman dibuang, jangan salahkan jika orang ini nantinya menikah,
rumah tangganya bakal berantakan karena dipimpin oleh dua iman yang berbeda.
Yang kasihan nanti anak-anaknya, mereka ikut iman yang mana? Prinsip iman dan
cinta Tuhan HARUS dipentingkan. Saya pribadi pun di dalam memilih lawan jenis
untuk menjadi pasangan hidup TIDAK bermain-main untuk urusan iman. Urusan IMAN
adalah urusan yang MUTLAK, karena itu nantinya bisa berakibat fatal! Jangan
pernah berkata,
“nanti kan bisa diinjili” atau “siapa tahu pasangan qta nantinya
bertobat”, dll. Pdt. Dr. Stephen Tong di
dalam khotbahnya di dalam Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) 2010: Rahasia Kemenangan
Dalam Cinta dan Seks Menuju Pernikahan mengungkapkan bahwa jika ada lawan jenis qta yang non-Kristen berkata
kepada qta yang Kristen, “nanti saya jadi Kristen”, itu adalah kalimat klise
yang kebanyakan tidak pernah terjadi! So, jangan bermain-main kalau menyangkut iman.
Iman berbeda apalagi ATHEIS (entah itu atheis praktis atau atheis dalam iman—Ev.
Bedjo Lie, M.Div. membedakannya menjadi: weak atheism vs strong atheism), hindari saja, jangan mau ditipu setan!
Bagaimana jika lawan jenis kita
sama-sama Kristen namun berbeda aliran (misalnya: Protestan dengan Katolik atau
Protestan/Injili dengan Karismatik)?
Apakah qta dengan kaku dan fanatik mengatakan TIDAK boleh?! TIDAK! Melalui
sharing dari Ev. Yakub Tri Handoko,
Th.M., saya mendapat prinsip bahwa sebagai orang Kristen, qta harus mengakui
standar kebenaran qta
adalah Alkitab yang tentunya harus ditafsirkan secara bertanggung jawab
dan teliti, maka yang patut diperhatikan adalah apakah lawan jenis qta itu taat
dan menghargai otoritas Alkitab atau tidak? Meskipun lawan jenis qta Kristen
bahkan aktif melayani Tuhan, namun jika qta memperhatikan bahwa lawan jenis qta ini fanatik dengan memberhalakan
pemimpin gerejanya atau tradisi gereja, maka sebagai orang Kristen yang cinta
firman Tuhan, qta sebaiknya atret teratur dalam
mengejar lawan jenis ini, karena itu akan berakibat fatal jika nanti
qta pacaran, menikah, dan memiliki anak.
Cinta yang buta juga berarti cinta yang mengorbankan apa saja/segala
sesuatu demi seseorang yang qta cintai. Qta harus membatasi konteksnya.
Jika konteksnya terjadi pada saat pacaran, hal ini sah-sah saja, namun jika hal
ini terjadi pada tahap pendekatan (PDKT), berhati-hatilah terhadap konsep ini! Cinta sekali lagi
TIDAK pernah buta dan cinta HARUS melek, kalo gak, kan bisa nubruk
sini sana, hahahaJ Maksud saya, cinta itu HARUS melek dan melihat realitas,
jangan ditipu oleh bahasa-bahasa puitis. Kalo konteks kita masih pedekate
dengan lawan jenis, berpikirlah bijaksana! Cinta memang harus berkorban, karena
itu yang diajarkan Alkitab, namun cinta yang berkorban itu berada di dalam
konteks cinta yang memiliki, yaitu Allah yang telah memiliki umat-Nya! Saya mengeluarkan
pernyataan ringkas tentang hal ini, “Di mana ada komitmen yang pasti, di situ
ada pengorbanan!” Kalo qta terlalu mudah mencintai seseorang dengan
mengorbankan apa yang qta punyai,berhati-hatilah jika qta sebagai seorang cowok bisa dimanfaatin ama
cewek yang qta taksir, lalu habis dimanfaatin, qta ditendang. Fakta ini
merupakan cerita langsung dari temannya dari teman saya yang ditipu seorang
cewek melalui guna-guna, sehingga si cowok akhirnya menuruti apa yang dimauin
si cewek. Begitu juga sebaliknya seorang
cewek yang mencintai si cowok, jangan sampai karena cinta, kalian mau diajak
berhubungan seks sebelum waktunya (menikah). Berhati-hatilah!
Kedua, cinta tidak harus memiliki. Pernyataan ini
sebenarnya terjadi ketika seorang cowok yang menaksir seorang cewek, kemudian
si cewek menolak cinta si cowok, lalu dengan bahasa
puitis nan indah, si cowok berkata, “Cinta memang gak harus memiliki.
Biarkan dia bahagia bersama orang lain,
namun ku kan selalu mencintainya.” Benarkah si cowok ini TIDAK akan menikahi
gadis
lain dan terus menunggu si cewek ini bahkan jika si cewek ini sudah
menikah? Mungkin iya, namun kebanyakan TIDAK, karena waktu membuktikan bahwa
banyak cowok yang pandai berpuisi ria ini akhirnya menikahi gadis laen koq.
Nah, jika si cowok akhirnya menikahi
gadis laen, pertanyaan saya adalah apakah si cowok ini menikahi gadis laen itu
karena terpaksa (karena aslinya dia masih cinta ama cewek yang pernah nolak
dia) or tulus? Kalo tulus, bukankah bahasa puitis yang dulu diucapkannya itu
hanya gombal semata? Atau mengutip analisis teman gereja saya, Sdri. Ozora
Yisrael, itu hanya merupakan sebuah pernyataan ketidakrelaan si cowok karena
cewek yang
diincarnya “digondol” cowok laen?
Sebenarnya inilah motivasi dari orang yang berpuisi ria tersebut. Jika
ditelusuri dari Alkitab, benarkah cinta tidak harus memiliki? Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M. membedakan dua macam cinta Allah,
yaitu umum dan khusus. Kalau secara umum, Allah mencintai dunia dan semua
manusia, sedangkan secara khusus, Allah HANYA mencintai umat pilihan-Nya.
Kalau dalam konteks cinta umum, memang Allah TIDAK harus memiliki,
apalagi semua manusia tanpa kecuali, namun jika dalam konteks cinta khusus,
Allah yang mencintai umat-Nya juga adalah Allah yang telah memiliki mereka
(melalui pemilihan Allah sebelum dunia dijadikan—dikenal dengan ajaran/doktrin predestinasi). Begitu juga dengan umat-Nya
yang mencintai Allah adalah respons dari umat-Nya yang telah dimiliki-Nya
terlebih dahulu. Dengan kata lain, konsep “cinta tidak
harus dimiliki” TIDAK bisa dibenarkan baik dari sisi logika maupun
Alkitab, so jangan suka co-pas (copy paste) konsep dunia plisss… Nah dengan
konsep baru yang berarti cinta itu memiliki maka kita sebagai kawula muda akan
menghargai pasangan kita (pacar, tunangan, istri). Kita akan menyayangi mereka
dan tidak merusak hidup pasangan kita (ilustrasi : mana mungkin kita
menghancurkan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, kalaupun ada, Orang itu
adalah orang yang SANGAT BODOH). Tetapi jika cinta kita ditolak (hayo ngaku :
banyak yang mengalaminya hehehhehe...^_^....jangan kuatir, biasa itu) jangan
kita paksakan kehendak kita kepada si doi. Pa lagi sampai dengan
mengganggunya...waduh jangan sampai deh....!!! Tetapi berpikirlah
positif,,,Mungkin si doi belum jodoh kita,,,,,masih banyak Stok yang lain mas
bro..mbak sis.....
So, berkaitan dengan konsep
cinta ala kawula muda, hendaklah qta sebagai orang Kristen yang cinta
Tuhan dan taat akan firman-Nya, janganlah menerima mentah-mentah konsep dunia, namun ujilah
berdasarkan firman Tuhan, lalu ambillah yang benar (1Tes. 5:21). Kawula muda,
berpikir dan bersikaplah kritis yang bijak!
“Mengenal
kehendak Allah bukanlah proses menerima informasi langsung dari Allah
tentang
persoalan hidup, tetapi proses mengenali persoalan hidup berdasarkan
wahyu
yang telah diberikan Allah kepada kita.”(Rev. Prof. Gary T. Meadors,
Th.D.,
Decision Making God’s Way, hlm. 185)
Sumber : Denny Teguh Sutandio, http://www.mail-archive.com/jesus-net@yahoogroups.com/msg04935.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar