(Sebuah Paradigma Baru Menuju Budaya Hidup Kudus)
Did You Know??
Tahukah anda kalau diseluruh belahan dunia, kebudayaan yang paling
disenangi dan sangat pupuler saat ini bukanlah tari Pendet dari Bali,
juga bukan Reok ponorogo, tetapi “Budaya Dosa” yang dipopulerkan oleh
bintang kenamaan dunia dan super star disorga bernama “Lucifer”.
Jika kebudayaan yang dihasilkan dari imajinasi dan kreatifitas sebuah
bangsa bisa terkikis oleh perkembangan jaman dan kemajuan teknologi,
sebaliknya budaya dosa semakin mengkristal, menggelinding bak bola salju
siap menggilas siapa saja yang ingin bermain-main dengannya. Dia
bagaikan Virus epidemic, memberangus tak kenal anti biotik, menyerang
tak kenal usia, tak peduli status social dan tak pandang bulu. Lebih
berbahaya lagi, mereka yang telah terinfeksi dengan budaya dosa ini,
kini tidak hanya berstatus sebagai korban dari sebuah kebudayaan
“Lucifer”, tetapi telah merasuk hingga pada tinggakatan indoktrinasi,
yang membuat mereka menjadi sangat militan, radikal dan sangat
berapi-api untuk menikmati dosa, melakukan dosa dan menyebarkan ajaran
dosa didalam kesehariannya. (inilah sepintas deskripsi mengenai betapa
kuatnya dosa telah mengikat dan membelenggu manusia)
Lalu sudahkah
dunia berbuat sesuatu? Tidak mungkin, sebab budaya dosa sangat natural
mengikuti natur manusia. Malah dunia kini telah menjadi fasilitator bagi
penyebaran dosa. Lalu siapa yang harus peduli?Allah, saya, anda dan
kita yang mendapat Kasih Karunia. Tentu tidak perlu terlalu naïf untuk
bisa menyelesaikan dosa dunia, tetapi kita bisa memulai dari diri kita
sendiri, untuk sedari dini menerapkan “DERADIKALISME” budaya dosa.
Ada 2 hal dari sekian banyak upaya yang dapat dilakukan orang percaya
dalam mengantisipasi dan mencegah mengakar dan membudayanya dosa didalam
diri kita, atl:
SIKAP PREVENTIVE sebagai upaya pencegahan (Flp 2:5;4:8)
Jika dicoba untuk menghitung, kita pasti sudah dua tiga kali
berpikir,merasa geram seraya sedikit frustrasi sambil bertanya: “Oh
Tuhan, bagaimana caranya agar saya bisa lepas dari dosa yang “ini”? kok
berulang –ulang saya jatuh didalam dosa yang sama? Stop!! Berhenti
mengeluh…sebab upaya anda untuk lepas dari dosa tersebut akan tetap
sia-sia jika tidak meng amenkan Firman ini.
………menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,;….. semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis,
semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Tampaknya Rasul Paulus sangat
paham dengan modus operandi yang diterapkan oleh setan dalam melancarkan
aksinya. Dia menyimpulkan dengan satu kalimat “ PANCA INDERA”.
Silahkan menyebutkan segala jenis dosa, seluruhnya pasti akan
berkonfirmasi dengan panca indera yang reproduksinya diolah didalam
pikiran.
Jadi jika ingin lepas dari dosa yang begitu mengikat dan
terulang, tidak perlu menunggu Pendeta mengadakan Doa pelepasan, karena
yang perlu direstorasi adalah pintu-pintu pada panca indera kita dengan
Pikiran Kristus.
SIKAP MOTIVASI sebagai upaya membangun kepercayaan diri (Ibr 12: 1)
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi
kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu
merintangi kita,
Mengapa kita seringkali gagal memenangkan
pertarungan antara budaya dosa dan hidup kudus? Karena kita telah
melegalisasi diri dan menyerah dengan berpedoman pada kebiasaan dan
kenyataan mayoritas (saat ini ada lebih banyak orang yang menganut
budaya dosa, ada banyak orang –orang yang rohani juga telah gagal,
ah…kakak rohani juga sama aja…dst) . Kita Keliru besar. Mengapa kita
memotivasi diri dengan merujuk pada sebuah kenyataan mayoritas, padahal
minor dalam kulitas? Toh..penganut budaya hidup kudus juga tidak kalah
banyaknya? Penulis Ibrani berkata”..ada banyak saksi…bagaikan awan”
saksi yang dimaksudkan adalah pasal sebelumnya (Ibr 11) para bapak-bapak
iman yang telah membuktikan bahwa mereka mampu menanggalkan segala dosa
yang begitu merintangi, maka kita yang tidak berbeda dengan mereka
pasti bisa juga menang dari segala dosa tersebut.
Lewat ayat
tersebut Tuhan ingin membangkitkan rasa percaya diri Anak-anak Tuhan
diakhir Jaman, bahwa kita bisa karena percaya. Allah tidak mungkin
gagal/ kalah ( jumlah akhir orang yang berbudaya dosa akan lebih banyak
dari pada orang yang berbudaya hidup kudus), Ia pasti Berhasil, penghuni
sorga akan lebih banyak dibanding penghuni neraka. Mengapa demikian??
Sebab sekarang anda telah menambah jumlah orang yang berbudaya hidup
kudus.
Hidup bahagia, bukankah itu yang kita tunggu-tunggu? Lalu
mengapa harus menunggu waktu lagi? Sekaranglah saatnya “membudayakan
Hidup Kudus dan menguduskan budaya dosa”.Amin. (sumber: tulisan Pdm. Stephen P. M, M.Th)
Did You Know??
Tahukah anda kalau diseluruh belahan dunia, kebudayaan yang paling disenangi dan sangat pupuler saat ini bukanlah tari Pendet dari Bali, juga bukan Reok ponorogo, tetapi “Budaya Dosa” yang dipopulerkan oleh bintang kenamaan dunia dan super star disorga bernama “Lucifer”.
Jika kebudayaan yang dihasilkan dari imajinasi dan kreatifitas sebuah bangsa bisa terkikis oleh perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, sebaliknya budaya dosa semakin mengkristal, menggelinding bak bola salju siap menggilas siapa saja yang ingin bermain-main dengannya. Dia bagaikan Virus epidemic, memberangus tak kenal anti biotik, menyerang tak kenal usia, tak peduli status social dan tak pandang bulu. Lebih berbahaya lagi, mereka yang telah terinfeksi dengan budaya dosa ini, kini tidak hanya berstatus sebagai korban dari sebuah kebudayaan “Lucifer”, tetapi telah merasuk hingga pada tinggakatan indoktrinasi, yang membuat mereka menjadi sangat militan, radikal dan sangat berapi-api untuk menikmati dosa, melakukan dosa dan menyebarkan ajaran dosa didalam kesehariannya. (inilah sepintas deskripsi mengenai betapa kuatnya dosa telah mengikat dan membelenggu manusia)
Lalu sudahkah dunia berbuat sesuatu? Tidak mungkin, sebab budaya dosa sangat natural mengikuti natur manusia. Malah dunia kini telah menjadi fasilitator bagi penyebaran dosa. Lalu siapa yang harus peduli?Allah, saya, anda dan kita yang mendapat Kasih Karunia. Tentu tidak perlu terlalu naïf untuk bisa menyelesaikan dosa dunia, tetapi kita bisa memulai dari diri kita sendiri, untuk sedari dini menerapkan “DERADIKALISME” budaya dosa.
Ada 2 hal dari sekian banyak upaya yang dapat dilakukan orang percaya dalam mengantisipasi dan mencegah mengakar dan membudayanya dosa didalam diri kita, atl:
SIKAP PREVENTIVE sebagai upaya pencegahan (Flp 2:5;4:8)
Jika dicoba untuk menghitung, kita pasti sudah dua tiga kali berpikir,merasa geram seraya sedikit frustrasi sambil bertanya: “Oh Tuhan, bagaimana caranya agar saya bisa lepas dari dosa yang “ini”? kok berulang –ulang saya jatuh didalam dosa yang sama? Stop!! Berhenti mengeluh…sebab upaya anda untuk lepas dari dosa tersebut akan tetap sia-sia jika tidak meng amenkan Firman ini.
………menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,;….. semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Tampaknya Rasul Paulus sangat paham dengan modus operandi yang diterapkan oleh setan dalam melancarkan aksinya. Dia menyimpulkan dengan satu kalimat “ PANCA INDERA”.
Silahkan menyebutkan segala jenis dosa, seluruhnya pasti akan berkonfirmasi dengan panca indera yang reproduksinya diolah didalam pikiran.
Jadi jika ingin lepas dari dosa yang begitu mengikat dan terulang, tidak perlu menunggu Pendeta mengadakan Doa pelepasan, karena yang perlu direstorasi adalah pintu-pintu pada panca indera kita dengan Pikiran Kristus.
SIKAP MOTIVASI sebagai upaya membangun kepercayaan diri (Ibr 12: 1)
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita,
Mengapa kita seringkali gagal memenangkan pertarungan antara budaya dosa dan hidup kudus? Karena kita telah melegalisasi diri dan menyerah dengan berpedoman pada kebiasaan dan kenyataan mayoritas (saat ini ada lebih banyak orang yang menganut budaya dosa, ada banyak orang –orang yang rohani juga telah gagal, ah…kakak rohani juga sama aja…dst) . Kita Keliru besar. Mengapa kita memotivasi diri dengan merujuk pada sebuah kenyataan mayoritas, padahal minor dalam kulitas? Toh..penganut budaya hidup kudus juga tidak kalah banyaknya? Penulis Ibrani berkata”..ada banyak saksi…bagaikan awan” saksi yang dimaksudkan adalah pasal sebelumnya (Ibr 11) para bapak-bapak iman yang telah membuktikan bahwa mereka mampu menanggalkan segala dosa yang begitu merintangi, maka kita yang tidak berbeda dengan mereka pasti bisa juga menang dari segala dosa tersebut.
Lewat ayat tersebut Tuhan ingin membangkitkan rasa percaya diri Anak-anak Tuhan diakhir Jaman, bahwa kita bisa karena percaya. Allah tidak mungkin gagal/ kalah ( jumlah akhir orang yang berbudaya dosa akan lebih banyak dari pada orang yang berbudaya hidup kudus), Ia pasti Berhasil, penghuni sorga akan lebih banyak dibanding penghuni neraka. Mengapa demikian?? Sebab sekarang anda telah menambah jumlah orang yang berbudaya hidup kudus.
Hidup bahagia, bukankah itu yang kita tunggu-tunggu? Lalu mengapa harus menunggu waktu lagi? Sekaranglah saatnya “membudayakan Hidup Kudus dan menguduskan budaya dosa”.Amin. (sumber: tulisan Pdm. Stephen P. M, M.Th)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar